Bawang merah biji hibrida cocok di dataran rendah - tinggi lebih tahan layu Fusarium dan Antraknosa, anakan per tanaman 3 - 4 umbi, bobot per umbi 15 - 25 g dan beraroma kuat.
PENGOLAHAN TANAH
Pengolahan tanah untuk penanaman Bawang Merah adalah sebagai berikut :
Penaburan Benih
1. Persiapan penaburan benih
Persiapan penaburan benih meliputi :
a. Perlakuan benih
Benih TUK TUK terlebih dahulu diberi pewarna dengan menggunakan fungisida Antracol dengan ukuran ( ½ kg benih membutuhkan Antracol 100 gr), kemudian benih diaduk secara merata baru kemudian benih disebar.
b. Pemberian Pupuk Dasar
Pupuk dasar : diberikan 1 hari sebelum semai dengan perbandingan Urea : 3 kg, KCl : 3kg dan SP 36 : 10 kg untuk 8 bedeng ( 2 kg campuran pupuk/bedeng)
2. Penaburan Benih
Penaburan benih sebagai berikut :
(2 kg /bedeng)
Pemupukan susulan ketiga (III) dilakukan umur 40 hari setelah semai, yakni NPK : 12 kg (1,5kg/bedeng) dan KCl : 4 kg (0.5/bedeng)
Sistem pemupukan dengan cara sebar merata diatas bedengan.
c. Pengendalian Hama dan Penyakit
A. Hama:
ü Ulat Grayak, Spodoptera exigu
B. Penyakit :
ü Fusarium / Nginul / Moler
Teknis Pengendalian: Sanitasi; Monitoring; Pembuangan bagian tanaman terinfeksi secara mekanik; Aplikasi Fungisida berbahan aktif Demitorf, Folpet, Kloratonil, Kaptan, Ziram, Mankozeb (Manzate); Propineb (Antracol), Asibenzolar S_Metyl, 50% Famoxadonet Cymoxanil (WG); 23% Azoxystrobin (SC).
Contoh Pegendalaian: Semprot menggunakan Delsene dengan dosis 2 gr/lter ( 35 cc/tangki); Amistartop 1 ml/ liter; Cabriotop 15 ml / liter; Manzate 2 gr / liter; Antracol 2 gr / liter.
IV. Panen dan Pasca Panen
1. FUSARIUM (Fusarium oxysporum f. sp. Cepae)
Gejala: mengering dan menguningnya ujung daun, tanaman menguning dan layu, pertumbuhan tanaman terhambat dan kerdil, umbi menjadi kecoklatan dan berair, Akar membusuk dan tumbuh jamur keputih-putihan. Penyebab adalah jamur Fusarium oxysporum f. sp. Cepae. Faktor Pembawa : tersebar secara tular tanah (soil borne). Faktor Lingkungan Yang Mendukung : temperatur hangat, curah hujan tinggi, kelembaban tinggi, disemua elevasi. Teknik Pengendalian : Sanitasi, monitoring, pembuangan tanaman dan umbi terinfeksi secara mekanik. Aplikasi fungisida berbahan aktif dimetomorf, folpet, kloratalonil, kaptan, ziram, mankozeb, propineb, asibenzolar s-metyl, 50% famoxadonet cymoxanil (wg), 23% azoxystrobin (sc) sesuai dosis anjuran.
2. ANTHRACNOSE (Colletotrichum gloeosporoides)
Gejala: Mengeringnya ujung daun, menguningnya daun muda (Klorosis), leher batang memanjang dan melintir, pertumbuhan daun melintir (Twister).
Timbul bercak oval pada daun/umbi dalam bentuk lingkaran concentric, bintik-bintik oranye atau hitam. Penyebab adalah : jamur Colletotrichum gloeosporioides. Faktor Pembawa : Tersebar melalui udara (air borne), bertahan di dalam tanah. Faktor Lingkungan yang Mendukung : Kelembaban tinggi, hujan yang cukup, di semua elevasi. Teknik Pengendalian : Sanitasi, monitoring, pembuangan tanaman dan umbi terinfeksi secara mekanik. Aplikasi fungisida yang berbahan aktif mankozeb, tembaga sulphat, tembaga oksiklorida, karbendezim, klorotalonil sesuai dosis anjuran.
Perusahaan memberikan jaminan atas mutu benih sesuai dengan standar pemerintah. Tanggung jawab perusahaan adalah terbatas pada jumlah benih yang dibeli dan tidak termasuk biaya lainnya.
Saya Mengerti