Nomor SK Kementan: | 3446/Kpts/SR.120/10/2012 |
Rekomendasi Dataran: |
Rendah
Menengah |
Ketahanan Penyakit*: |
MYMIV
Fw Bw |
Umur Panen (HST)*: | 48 - 55 HST |
Bobot per Buah (g)*: | - |
Potensi Hasil (ton/ha)*: | 25 - 30 Ton/ Hektar |
PVT: | 00186/PPVT/S/2012 |
* Note:
Ketahanan penyakit, umur panen, bobot dan potensi hasil tergantung pada lingkungan dan perlakuan budidayanya.
Kacang panjang yang sesuai untuk dataran rendah - menengah, sangat tahan virus MYMIV, tahan layu Fusarium dan layu bakteri. Bentuk polong silindris, warna hijau dengan ujung ungu, panjang 67 cm dan sangat toleran ujung mecut. Umur mulai panen 44 HSS dengan potensi hasil 1 kg/ tanaman.
A. PERSIAPAN LAHAN
Umumnya, teknis budidaya untuk penanaman kacang panjang ada dua cara yaitu :
1. Mayoritas menggunakan lahan bekas terutama rotasi ke tiga untuk
yang menggunakan mulsa.
2. Penanaman rotasi pertama untuk penanaman yang masih
menggunakan sistem tradisional, adapun sistemnya yaitu :
Lahan di bersihkan dari gulma dengan cara di semprot dengan menggunakan herbisida kontak, setelah 1 minggu kemudian dibakar atau dibabat.
Dibuat lubang tanaman: jarak antar lubang 25 cm & jarak antar barisan 70 cm.
Taburkan pupuk kandang 1 (satu) genggam per lubang tanam.
B. PENANAMAN
Tanam benih 2 butir per lubang tanam.
Penyulaman tanaman yang mati dilakuakan 1 minggu setelah tanam.
Pengajiran di lakukan setelah tanam 1 ajir per lubang tanam.
Di pasang tali pada ajir (turus) minimal 4 tingkat memanjang yang berfungsi untuk perambatan.
C. PEMELIHARAAN
1. Pembumbunan
Pembumbunan di lakukan pada umur 15 HST yang sebelumnya
di lakukan pemupukan susulan pertama.
2. Pemupukan Tambahan
Pemupukan tambahan ke-1 di berikan pada saat umur 15 HST dengan menggunakan urea dengan dosis 1 sendok (5 gr) per lubang tanam.
Pemupukan tambahan ke-2 di lakukan setelah umur 40 HST dengan menggunakan NPK dengan dosis 2 sendok (10 gr) per lubang tanam.
Pemupukan tambahan ke-3 di lakukan pada saat panen ke-5 dengan menggunakan NPK dengan dosis 2 sendok (10 gr) per lubang Tanam.
D. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
1. Hama penting pada kacang panjang adalah:
Thrips sp., gejala daun bergaris kecil warna perak, mengeriting dan menggulung.
Agrotis ipsilon, gejala tanaman roboh/terpotong karena larva menyerang batang atau pucuk tanaman terutama tanaman muda.
Maruca testulalis (penggerak polong), polong kacang berlubang dan didalamnya terdapat ulat.
Pada umumnya pengendalian hama di lakukan dengan cara di semprot pada pagi hari dengan menggunakan Marshal, Convidor, Vastac, Prevathon, Virtako dengan interval 5-7 hari.
2. Penyakit penting pada kacang panjang adalah :
Bercak daun (Cercospora vigna) gejala bercak-bercak pada daun rusak akhirnya rontok.
Karat daun dan busuk polong (Colletotrichium sp), gejala bercak daun berwarna coklat jika menyerang maka buah membusuk.
Kedua penyakit tersebut dapat dikendalikan dengan fungisida Bendas, Benlok, Manzate, Ziplo, Curzate Equation, Wendry dengan interval 5-7 hari.
E. PEMANENAN
Panen pertama umur 48 - 50 HST.
Kriteria panen, buah buah berpolong padat dan berwarna hijau segar.
Tanaman dapat berproduksi sampai umur ± 3 bulan, dengan interval panen setiap 2 hari sekali.
1. KARAT DAUN (Bean Rust)
Terdapat bintik-bintik cokelat dengan warna kuning di sekelilingnya. Bintik / spot tampak menonjol (cembung). Bintik cokelat tersebut adalah jamur yang sudah matang (mampu memproduksi spora yang dapat menyebar dan menginfeksi tanaman lain dengan bantuan air, angin, dan alat pertanian maupun manusia). Penyakit ini berkembang baik pada kondisi yang lembab. Pengendalian dengan membuang daun yang terinfeksi,hindari pengairan berlebihan agar kelembaban sekitar tanaman tidak berlebihan dan aplikasikan fungisida dengan bahan aktif Difekonazol, Tebukonazol, Trifloksistrobin.
2. BERCAK DAUN (Cercospora Leaf Spot)
Pada daun terdapat bercak bersudut. Jika dilihat dari atas permukaan daun bercak berwarna cokelat. Pola bercak mengikuti tulang daun. Pada bagian bawah bercak terdapat koloni jamur berwarna abu-abu kehitaman. Penyebaran utama penyakit ini dibantu oleh angin dan air. Penyakit berkembang cepat dalam kondisi kelembaban tinggi. Pengendalian dengan menghindari lahan yang tergenang, dan kelembaban berlebihan, buang daun-daun yang terinfeksi dan aplikasikan fungisida berbahan aktif Difekonazol, Benomil, Karbendazim, Klorotalonil.
3. LAYU FUSARIUM (Fusarium Wilt)
Gejala awal tanaman terlihat layu secara bertahap. Daun bawah menguning dan layu dari tepi daun. Lama kelamaan (beberapa hari) tanaman layu total dan mengering. Jaringan batang bawah berwarna kecokelatan. Penyebaran penyakit ini lewat air, udara, organisme, dan alat pertanian. Jamur ini menyukai pH rendah, < 6. Pengendalian dengan memusnahkan tanaman yang terinfeksi, mengaplikasikan bioagents dan mengaplikasi fungisida Benomyl dan Dazomet sebagai penanganan kimia.
4. VIRUS KUNING/BULAI (Mungbean Yellow Mosaic India Virus)
Daun berubah mejadi kuning secara perlahan dalam beberapa minggu. Pertumbuhan terhambat, ruas batang memendek, tidak lurus, melintir seperti spiral, berwarna kekuningan, beberapa polong seperti bergaris putih. Pada bawah daun dijumpai kutu putih/kutu kebul, Bemisia tabaci (white fly). Kutu ini penyebar virus MYMIV. Serangan besar akan terjadi di musim kemarau karena populasi kutu kebul berlipat ganda. Pengendalian gunakan perangkap lengket berwarna kuning untuk menangkap kutu kebul, lakukan pengamatan perkembangan vektor (kutu kebul) secara rutin, musnahkan tanaman yang telah terinfeksi dan aplikasikan insektisida dengan bahan aktif Metidation, Imidakloprid,tiamektosam, Diafentiuron, Lamda Sihalotrin, Abamectin.
Perusahaan memberikan jaminan atas mutu benih sesuai dengan standar pemerintah. Tanggung jawab perusahaan adalah terbatas pada jumlah benih yang dibeli dan tidak termasuk biaya lainnya.
Saya Mengerti