Nomor SK Kementan: | 093/Kpts/SR.120/D.2.7/8/2016 |
Rekomendasi Dataran: |
Rendah
|
Ketahanan Penyakit*: |
GV
|
Umur Panen (HST)*: | 70 - 75 HST |
Bobot per Buah (g)*: | 1990 - 2290 gr/ buah |
Potensi Hasil (ton/ha)*: | 49 -52 ton/ Ha |
PVT: | - |
* Note:
Ketahanan penyakit, umur panen, bobot dan potensi hasil tergantung pada lingkungan dan perlakuan budidayanya.
Melon net hibrida dengan keunggulan daya simpan yang kuat (lebih dari 10 hari). Cocok untuk dataran rendah, tanaman sangat vigor dan cukup tahan virus Gemini, bentuk buah bulat lonjong, net kulit rapat, warna kulit hijau dan kuning setelah di ethrel, warna daging putih kehijauan, buah keras, umur panen minimal 70 HST, rasa buah manis 9-11% Brix, toleran terhadap kresek, bobot buah 1,5-3,0 kg/buah, potensi hasil 49-58 ton/ha.
A. PERSIAPAN LAHAN
Lahan untuk budidaya melon sebaiknya dibajak terlebih dahulu untuk menghaluskan bongkahan tanah. Kemudian bentuk bedengan dengan lebar 100-120 cm, tinggi 30-50 cm, jarak antara bedengan 50-60 cm dan memanjang searah sinar matahari (timur-barat). Setelah itu berikan pupuk dasar berupa pupuk kandang 3kg/tan + TSP 150g/tan + NPK mutiara 150g/tan.
B. PERSEMAIAAN
Siapkan benih melon, kemudian semai benih langsung di dalam seedling tray. Jika mengalami kesulitan tumbuh, dapat dilakukan perendaman benih sebelum semai selama 30 menit di air hangat. Bibit melon akan siap dipindah tanam sekitar 7-10 hari.
C. PENANAMAN
Setelah bibit melon berumur 7-10 hari siap, tanamlah bibit melon sesuai jarak tanam yang telah dibuat. Sebelum tanam, siramkan air terlebih dahulu di areal lubang tanam. Waktu tanam idealnya sore sebelum matahari terbenam. Siram secara teratur agar melon dapat tumbuh dengan baik.
D. PEMELIHARAAN
Pemasangan Ajir
Untuk pemasangan ajir gunakan potongan bambu yang kuat. 1-5 hari setelah tanam tancapkan dengan kokoh ke dalam tanah dengan jarak 10 cm dari lubang tanam.
Penyiraman
Penyiraman teratur sangat diperlukan 1-2 kali/hari di musim kemarau. Jaga kelancaran drainase di musim hujan. Genangan air menyebabkan mudah masuknya penyakit jamur di daun.
Pemupukan Susulan
Pemupukan susulan diperlukan setelah tanaman berumur 5 hari. Pemupukan dilakukan setiap minggu dengan pupuk NPK dan ditambahi pupuk organik. Di tiga pemupukan terakhir aplikasikan pupuk tambahan seperti KNO3, MKP,KCL (±10 mg/tan).
Pemilihan Buah
Buah melon yang dipelihara adalah yang muncul diantara ruas cabang yang ke 9 hingga 15. Tujuannya agar bentuk buah tidak gepeng dan menyentuh tanah. Topang batang buah dengan ikatan tali. Gunakan simpul lilitan dan tali yang tebal agar batang buah tidak tercekik.
E. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
Budidaya melon cukup rentan terhadap serangan hama dan penyakit. Hama diantaranya kutu daun, lalat buah, ulat daun, tungau, thrips. Penyakit yang sering menyerang diantaranya Virus Gemini, busuk buah, jamur daun dan busuk batang. Untuk menghindari serangan hama dan penyakit, lakukan rotasi tanaman, pemupukan berimbang, menjaga sanitasi, menjaga drainase dan pemilihan benih tahan virus. Bila hama dan penyakit menyerang, gunakan pestisida yang tepat, diantaranya :
(1) Tepat sasaran,
(2) Tepat mutu,
(3) Tepat jenis pestisida,
(4) Tepat waktu,
(5) Tepat dosis atau konsentrasi, dan
(6) Tepat cara penggunaan.
F. PEMANENAN
Melon siap dipanen setelah 70-75 HST (Hari Setelah Tanam).
1. VIRUS GEMINI
Gejala daun menguning, keriting, ukuran daun lebih kecil. Pada umumnya tanaman yang terinfeksi menjadi kerdil dan ruas-ruas pada percabangan memendek. Seringkali jika menyerang pada fase generatif (pembungaan) kebanyakan bunga menjadi gugur. Pengendalian monitoring perkembangan kutu kebul dari awal penanaman dan melakukan pengendalian kutu kebul, membuang dan memusnahkan tanaman yang telah terinfeksi. Melakukan sanitasi terhadap gulma yang merupakan inang alternatif dari kutu kebul. Aplikasi insektisida berbahan aktif Abamectin, Tiametoksam, Metidation, dan Diafenturion.
2. LAYU FUSARIUM (Fusarium wilt)
Gejalanya berupa sebagian tanaman menguning atau menguning sebagian helaian daun. Tanaman layu, kemudian kering dan mati. Apabila batang dibelah melintang, terlihat jaringan pembuluh berwarna kecokelatan. Pengendalian hindari pemupukan nitrogen berlebihan agar tanaman tidak terlalu sukulen melakukan perbaikan drainase agar air tidak tergenang di lahan, memusnahkan tanaman yang telah terinfeksi dan pengaplikasian fungisida Benomil.
3. BUSUK BATANG BERLENDIR (Gummy stem blight)
Gejala yang muncul pada daun berupa bercak tidak beraturan tapi terdapat lingkaran konsentris berwarna abu-abu kecokelatan. Pada batang yang terinfeksi akan mengeluarkan cairan berupa getah cokelat kehitaman yang mengeras. Pengendalian dengan melakukan sanitasi terhadap gulma, melakukan pemangkasan untuk mengurangi kelembaban, melakukan perbaikan drainase agar air tidak tergenang di lahan, memusnahkan bagian tanaman yang terinfeksi. Pengaplikasian fungisida Heksakonazol, Tridemorf, Mankozeb, Tebukonazol, Difenokonazol, Metil Tiofanat.
4. EMBUN BULU (Downy mildew)
Gejala pada tanaman timun berupa bercak cokelat kehitaman tidak beraturan. Pengendalian dengan melakukan sanitasi lahan terhadap gulma, melakukan perbaikan drainase lahan agar tidak terdapat air menggenang di lahan, melakukan rotasi tanaman dengan tanaman selain timun-timunan, pengaplikasian fungisida Heksakonazol, Simoksanil, Propineb, Mankozeb.
Perusahaan memberikan jaminan atas mutu benih sesuai dengan standar pemerintah. Tanggung jawab perusahaan adalah terbatas pada jumlah benih yang dibeli dan tidak termasuk biaya lainnya.
Saya Mengerti